Seorang Anak di Ciamis Enam Tahun Hidup Tanpa Tempurung Kepala
https://www.kawunglarang.com/2016/10/seorang-anak-di-ciamis-enam-tahun-hidup.html
PotretKawungLarang-PKL. Ciamis. Seorang Anak di Ciamis Enam Tahun Hidup Tanpa Tempurung Kepala. Usianya baru enam tahun, tapi Oktaviani harus menghadapi tantangan besar dalam hidupnya. Sejak lahir, ia tak memiliki tempurung kepala. Ia bahkan sempat divonis dokter hanya mampu bertahan hidup selama seminggu.
Waktu berlalu, gadis cilik asal Purwakarta itu nyatanya masih
bertahan hidup. Namun, Oktaviani sehari-hari hanya menghabiskan waktu di
atas kasur. Untuk makan, orangtua bocah itu harus mem-blender nasi dan seluruh lauk pauk secara bersamaan.
Dokter sebelumnya memvonis bocah Ciamis itu hanya mampu bertahan hidup seminggu. (Liputan6.com/Abramena) |
Meski
demikian, pasangan Kusyana dan Tati Kusmiati, warga Desa Sindang Asih
Banjarsari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, sabar mengurus bocah tersebut.
Harapan kesembuhan putri mereka mulai terwujud saat Bupati Purwakarta
Dedi Mulyadi menyambangi keluarga itu dengan janji akan membiayai
perawatan.
Untuk tahap awal, ia bersama Bupati Ciamis Iing Syam Arifin akan
membawa Oktaviani ke Rumah Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Di rumah sakit
tersebut akan dikonsultasikan jenis penyakit yang diderita Oktaviani.
"Pekan depan insya Allah kita bersama-sama ke RSHS, agar nantinya ada solusi medis dari tim dokter RSHS," ujar Dedi, Kamis, 27 Oktober 2016.
Jika kesimpulan tim dokter RSHS menyatakan agar Oktaviani dirawat di
rumah sakit luar negeri seperti Singapura, Dedi menyatakan kesiapannya.
Ia ingin agar anak malang itu bisa hidup normal seperti anak lainnya.
"Kami dari Golkar bersama Bupati Ciamis siap jika harus
'menerbangkan' Oktaviani ke Singapura atau negara lainnya. Kami akan
'babarengan' membiayainya," kata dia.
Dedi juga memuji ketabahan sang ibunda. Ia juga berjanji akan
memenuhi kebutuhan hidup keluarga itu selama setahun agar bisa lebih
fokus mengurus Oktaviani.
Sementara itu, Bupati Ciamis
Iing Syam Arifin mengatakan, kejadian medis yang dialami Oktaviani
merupakan kejadian luar biasa. Pemkab tidak bisa menangani sendiri.
Atas bantuan Dedi, Tati menyampaikan terima kasihnya. Pihak keluarga
bersedia jika Oktaviani harus dirawat ke rumah sakit, untuk mendapat
perawatan.
Sumber: Liputan 6